Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Bandara Panua Pohuwato di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, pada hari Senin (22/4). Menurut Presiden, kehadiran bandara sangat penting dalam meningkatkan daya saing dengan negara lain, sehingga mobilitas orang dan logistik barang dapat ditingkatkan.
Pembangunan Bandara Panua Pohuwato didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan total biaya sebesar Rp 437 miliar. Presiden berharap, keberadaan bandara ini dapat membuka peluang ekonomi di Provinsi Gorontalo, terutama di Kabupaten Pohuwato.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga menyampaikan bahwa Bandara Panua Pohuwato merupakan bandara ke-25 dari 27 bandara yang telah dibangun sesuai arahan Presiden untuk memperluas jaringan bandara di seluruh Indonesia. Bandara Panua Pohuwato dilengkapi dengan landasan pacu berukuran 1.200 m x 30 m, taxiway 15 m x 170 m, apron 110 m x 70 m, serta terminal seluas 990 m2. Dengan fasilitas tersebut, bandara ini dapat melayani pesawat ATR 72-600.
Desain terminal Bandara Panua Pohuwato terinspirasi dari rumah adat tradisional Gorontalo, seperti Rumah Adat Dulohupa, Rumah Adat Bantayo Poboide, Rumah Adat Gobel, dan Rumah Adat Ma’lihe atau Potiwaluya. Atap terminal mengadopsi bentuk atap rumah adat Gorontalo yang memberikan kesan megah dan mewah. Desain interior terminal juga menggabungkan unsur modern dengan kearifan lokal, menciptakan suasana hangat dan nyaman.
Terminal bandara didominasi oleh warna putih karang dan cokelat, terinspirasi dari kekayaan alam Kabupaten Pohuwato. Bandara Panua Pohuwato juga dikelilingi oleh objek wisata alam yang indah, seperti lapisan karang putih di Pulau Lahe dan Pulau Karang.
Menurut Menteri Perhubungan, Bandara Panua Pohuwato merupakan komitmen pemerintah untuk mengurangi risiko bencana dan sebagai sarana untuk mengembangkan ekonomi di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo. Ia berharap, keberadaan bandara ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi di Pulau Sulawesi, meningkatkan perdagangan dan pariwisata, serta memberikan dukungan pada daerah-daerah yang rentan terhadap bencana.